Membuka bisnis kuliner di Indonesia sangat menguntungkan, mulai dari banyaknya pilihan dari keberagaman makanan khas yang mudah diadaptasi menghasilkan inovasi baru di industri kuliner, populasi yang besar memperluas jangkauan konsumen, proses yang tidak ribet untuk mempekerjakan sumber daya manusia, apapun bisa dimulai dari lapak paling sederhana dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, banyak orang yang akhirnya terjun ke bisnis kuliner sebagai pilihan alternatif membuka ladang rezeki.
Besarnya peluang bisnis kuliner di Indonesia mendukung perkembangan pesat bisnis kuliner mulai dari dapur ke outlet, dari satu orang ke ribuan, dari pedesaan ke kota besar. Namun, apakah Ultraprenuer pernah berpikir bagaimana ya awal mula perkembangan bisnis kuliner di Indonesia dulu?
Yuk, simak ceritanya…
Makanan Khas yang Lahir Sesuai dengan Potensi Lokal
Terbentuknya makanan khas suatu daerah tidak terlepas dari tersedianya potensi dan kearifan lokal masing-masing daerah. Misalnya, sejarah gudeg sebagai makanan khas Yogyakarta yang muncul pada masa Kerajaan Mataram yang telah ada sejak tahun 1500-an. Kerajaan Mataram ini berada diwilayah yang melimpah akan pohon nangka, sehingga memicu masyarakat waktu itu untuk membuat masakan berbahan utama dari pohon nangka. Singkat cerita, masyarakat telah menemukan cara mengolah buah pohon nangka muda atau dalam Bahasa Jawa disebut “gori”. Sampai hari ini, gudeg telah mengalami perkembangan yang bahkan dapat ditemukan di lapak pinggir jalan sampai restoran besar.
Perkembangan kuliner di Indonesia juga didukung dengan adanya pengaruh bangsa luar yang datang ke Indonesia di masa lampau. Mulai dari pengaruh kuliner Timur Tengah dan India yang menghadirkan makanan kari dan gulai, pengaruh kuliner Eropa menghadirkan makanan seperti sop, perkedel, bistik, dan pengaruh luar lainnya. Dengan berbagai faktor munculnya kekayaan makanan khas di Indonesia ini mendukung perkembangan bisnis kuliner di Indonesia.
Munculnya Restoran atau Rumah Makan
Secara sederhana, restoran merupakan usaha komersial yang menggunakan bangunan permanen dalam menyediakan pelayanan makanan dan minuman. Ada banyak jenis restoran mulai dari restoran skala kecil, skala menengah, dan skala besar, ada juga jenis restoran lain seperti, restoran cepat saji (fast food), fast casual dining, cafe, casual style dining, dan fine dining. Belum diketahui secara pasti kapan restoran pertama kali ada di Indonesia, namun ada deretan nama restoran yang bersejarah berdasarkan lamanya berdiri seperti Bunga Rampai Jakarta restoran yang berdiri awal 1900 an, Tugu Kunstkring Paleis Jakarta yang ada sejak 1914, Ragusa Jakarta berdiri sejak 1947, dan masih banyak lagi. Kemudian restoran cepat saji di Indonesia muncul sekitar tahun 1970an. Di tahun 2020 provinsi yang memiliki jumlah restoran terbanyak adalah DKI Jakarta, yang kemudian disusul Provinsi Jawa Barat di peringkat kedua dan Jawa Timur di peringkat ketiga.
Peminat Bisnis Kuliner Melalui Franchise atau Waralaba
Menjamurnya restoran atau tempat makan di Indonesia memicu perkembangan bisnis kuliner di Indonesia kemudian dikenal konsep bisnis kuliner franchise atau waralaba. Menurut Permendag No. 71 Tahun 2019, franchise atau waralaba adalah hak khusus yang dimiliki oleh orang perseorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang dan/atau jasa yang telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak lain berdasarkan Perjanjian Waralaba.
Banyak hal yang membuat para pelaku bisnis kuliner di Indonesia memilih franchise atau waralaba dengan berbagai keuntungannya seperti berkembang lebih cepat, tidak susah payah membuat branding, akan bertemu rekan bisnis yang profesional, dan sarana belajar bisnis yang sudah lebih dulu berdiri.
Digitalisasi Bisnis Kuliner
Persaingan yang semakin ketat membuat para pelaku bisnis kuliner memutar otak. Dengan berbagai menu dari masa ke masa, dari modern ke tradisional kemudian banyak menciptakan modifikasi didukung perkembangan teknologi bisnis mendukung perkembangan bisnis kuliner di Indonesia sehingga produk bisnis kuliner memiliki nilai jual dan menguntungkan.
Digitalisasi bisnis kuliner merupakan strategi pemasaran para pebisnis kuliner yang mengandalkan internet untuk memasarkan produk. Dari jajanan pinggir jalan, restoran, warung melakukan digitalisasi. Menyertakan cara daring untuk menyediakan pelayanan makanan dan minuman, komunikasi, dan interaksi dengan konsumen. Digitalisasi bisnis kuliner ini dapat terlihat dari meleknya para pebisnis kuliner terhadap marketplace, media sosial dan platform pembayaran.
Melihat perkembangan bisnis kuliner di Indonesia yang terus berjalan dapat dijadikan pertimbangan untuk Ultrapreneur mengembangkan ide bisnis kuliner atau membantu membuat keputusan jangka panjang dengan bisnis kuliner Ultrapreneur yang sudah dijalankan.
Jika, Ultrapreneur ingin mengetahui lebih lanjut tentang informasi dalam membangun bisnis kuliner Ultra Indonesia akan membantu. Kunjungi dan buat akun sekarang di ultraindonesia.com, ada banyak ilmu dan wawasan menarik yang bisa Ultrapreneur temukan.
Referensi:
Perkembangan Bisnis Kuliner Indonesia. NERACA. Diakses tanggal 2022-11-15
Sejarah Perkembangan Kuliner Indonesia, Banyak Pengaruh dari Luar. Kompas.com. Diakses tanggal 2022-11-15
Usaha Kuliner di Indonesia dalam Bingkai Statistik. GoodStats. Diakses tanggal 2022-11-15
Masa Depan Bisnis Kuliner Indonesia Masih Punya Peluang Besar. Media Indonesia. Diakses tanggal 2022-11-15
Bisnis Franchise: Kenali Pengertian dan Keuntungannya. CIMB NIAGA. Diakses tanggal 2022-11-15